Situs Gunung Munara, sambil hiking sambil ngulik sejarah

Wisata Jabodetabek, 2015-08-09

Koordinat GPS gang masuknya: -6.450005, 106.638474 

gunung_munara_01

Di antara bukit-bukit yang hancur tergerus karena penambangan batu di wilayah Rumpin, Gunung Munara tetap berdiri tegak, dengan sebuah batu besar yang terbelah dua pada bagian puncaknya, menjadi ikon cantik tersendiri yang terlihat dari kejauhan.

Karena ketinggiannya yang nanggung, kurang lebih 1100mdpl, sebagian besar pendaki menyebutnya sebagai “Bukit Munara”.

Dimana?

Hmm… cara termudah kesana adalah melalui jalan raya Parung, ikuti hingga pertigaan terminal pasar parung, lalu masuk ke jalan itu. Bila dari bogor pertigaan pasarnya di kiri jalan, bila dari sawangan atau tangerang ada di kanan jalan. Masuk dan ikuti saja jalannya menuju Rumpin. Jalannya juga 95% bagus, hanya ada beberapa bagian jalan yang berlubang.

*tiket, toko cinderamata, peta wisata.

Baik kendaraan roda dua maupun empat sudah ada akses jalan dan parkirnya, harga tiket masuk perorang hanya 5ribu rupiah. Mushola, kamar kecil & toko cindera mata tersedia di dekat pos pembelian tiket. Di pos loket ini juga ada beberapa pemuda yang siap menjadi pemandu untuk menunjukkan tempat-tempat spesial yang ada di gunung Munara ini.

Gunung Munara cukup mudah didaki, hanya butuh waktu 1 jam sampai 2 jam saja dengan berjalan sangat santai (naik), atau 15 menit sampai 20 menit jika berlari (turun).

Medan yang dilalui sangat mudah, hanya tanah, yang sudah dicangkul membentuk anak tangga oleh warga sekitar. Jarang sekali ada batu untuk dipijak, kebanyakan batunya benar-benar batu besar yang cocok sekali untuk berfoto ria. Jadi… bila musim hujan… “sangat mudah”nya akan berubah menjadi “sangat menantang” haha… kebayang kan? pasti licin sekaliii.

Eh iya, sepatu kets & sandal, apalagi high heels sangat tidak disarankan yaa, kalau tidak ada boots atau sandal gunung lebih baik bertelanjang kaki saja supaya lebih nyaman.

gunung_munara_07

Gadogan Kuda Sembrani, lorong goa yang terlindungi akar gantung

Dulunya tempat ini untuk parkir kuda, karena kuda hanya bisa menanjak sampai disini saja, tidak bisa melalui celah batunya.

Gadogan kuda cocok sekali untuk berkemah, karena terlindung dari angin, selain itu di dekat sini juga ada sebuah mata air kecil sebagai persediaan air bersih, kalau alam pegunungan sekitarnya terjaga tentunya mata airnya bisa agak lebih besar. Ya tetapi tidak perlu khawatir kehabisan air di gunung ini, karena hampir di setiap 100 meter kita akan berjumpa dengan warung penjaja makanan dan minuman dengan harga standar. Jadi tidak perlu bawa banyak bahan makanan yaa… apalagi sampai membawa kompor emak.

gunung_munara_06

celah batu setelah gadogan kuda

Kehadiran warga yang mendirikan warung sangat bermanfaat bagi pengunjung yang kelaparan, dan juga dalam hal kebersihan area gunung ini. Selain itu juga karena gunung ini rawan sekali kebakaran dengan daun-daun keringnya, kehadiran warga yang siap tanggap akan sangat membantu menjaga gunung ini dari bencana yang tidak diinginkan.

gunung_munara_08

anggota pencinta alam 9 Forest (mudah²an ngga salah tulis hhe) sedang berfoto² ria

Pengunjung gunung munara ini bervariasi, dari bapak-bapak yang mengajak anaknya untuk berwisata, anak-anak muda pencinta alam hebat yang membawa kantong sampah besar, muda-mudi yang pacaran, turis dadakan yang hobi selfie sana-sini, pendaki gunung yang berkemah, sampai orang-orang yang bertapa mencari kekayaan… ckckck.

*Amah & Adin bergaya di celah batu belah.

* naik tangga ke batu belah kecil

*panjat tali ke batu belah besar.

Untuk naik ke puncak batu belah sudah disediakan tangga dan tali untuk memanjatnya. Di atas puncaknya yang sempit banyak sekali yang duduk-duduk atau berfoto-foto.

*Makan rujak dolooooo sambil ngantri untuk naik foto² di puncak batu belah.

Sekian lama menunggu, tapi koq yang di atas ngga pada gantian turun ya? hmm… padahal matahari sedang terik-teriknya. ya sudahlah kita paksa aja kita naik ke atas, nanti juga pasti dikasih tempat. Ooooww tapi ternyata tidak semua orang itu egois berfoto-foto di atas puncak, ada banyak juga yang lama di atas karena bingung cara turunnya haha hadeeehhh… hmm anak muda masa kini. Posisi badan saat naik dan turun memegang tali harus sama, posisinya menghadap ke atas yaa… jangan menghadap ke bawah, sandal atau sepatu yang licin sebaiknya dilepas saja, karena justru berbahaya.

*Pemandangan di atas puncak batu belah besar… hmm.. ngga sia-sia juga nunggunya.

Eh iyaa ternyata oh ternyata, puncak batu belah yang kelihatan dari loket tiket itu baru setengahnyaaa ahaha, puncak benerannya ada lagi namanya batu bintang. Smangaaattt haha (ngomong sama dengkul).

gunung_munara_24

puncak batu belah difoto dari perjalanan menuju batu bintang

Di perjalanan menuju batu bintang, terlihat puncak batu belah dari kejauhan. Suara-suara mereka kedengeran dari sini haha “eh fotoin gua doooong gantiann” haha gitu suaranya, waaahh jangan² tadi waktu kita disana juga ada yang ngetawain dari sini yaa?

 

Situs Sejarah.

Selain dari sisi mistiknya, salah satu alasan mengapa gunung ini bisa dipertahankan, bahkan dijadikan situs cagar budaya adalah karena di Gunung Munara ini ada beberapa situs sejarahnya. Antara lain goa Bung Karno, goa petilasan Sultan Hasanudin, dan situs tapak kaki raksasa “Kabayan”, dan lain-lain.

 

*Goa petilasan Sultan Hasanudin & situs Tapak Tongkat Sultan Hasanudin

Sultan Maulana Hasanudin adalah tokoh penyebar agama Islam di daerah Bogor dan Tangerang. Beliau bertapa di goa gunung Munara ini hingga dapat berkomunikasi dengan ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati (salah satu walisongo) yang pada saat itu sedang berada di Cirebon. Untuk kemudian melanjutkan perjalanan menyebarkan agama menuju Pandeglang sesuai petunjuk ayahnya itu.

gunung_munara_28

batu azan

Kalau kamu mampu menaiki batu itu dengan tangan kosong, kemudian melakukan Azan di puncaknya, maka keinginanmu akan terkabul.

Kira-kira begitulah gosipnya, yaah pada intinya orang yang bisa naik ke batu itu dengan tangan kosong pastinya punya semangat yang besar kan? Dengan semangat sebesar itu pada dirinya tentunya dia akan mudah meraih apapun yang dia cita-citakan. betul kan? betul apa betuull??

*pemandangan di puncak batu bintang. ajib kan?

*berkenalan dengan teman-teman pencinta alam dari Pamulang.

Ternyata asik juga yaa?? jalan-jalan ke Rumpin..

hmm apalagi ya kata² penutupnya? hmm… hati² saat selfie yaa, ingat keluarga menanti di rumah. Udah gitu aja. Sekian dan terimakasih.

Salam lestari.

2 Komentar (+add yours?)

  1. amah
    Agu 19, 2015 @ 15:32:57

    Yuk kegunung munara, lestarikan alamnyaa jugaa yaaa..

    Balas

Tinggalkan komentar