Curug Cidurian Cibuluh

wije, bogor, 2020-08-08

Di bulan agustus ini harus pintar-pintar memilih tanggal untuk pergi berlibur, karena ada hari kejepit dan juga tanggal merah di hari senin pastinya membuat tempat-tempat rekreasi menjadi penuh pengunjung kan? Jadi kita pilih sabtu di minggu ke dua saja… plus cari tempat yang masih jarang diketahui.


Terpilihlah curug Cidurian Cibuluh yang kalau di google maps titiknya jelas-jelas salah, tetapi foto-foto yang ditampilkan kece-kece, ditambah dengan ulasan bahwa desa cibuluh ini ingin sekali menjaga alam dengan cara ekowisata membuat kami antusias ingin mendukungnya.

Beberapa bulan sudah sebenarnya tempat ini menjadi incaran tetapi tidak ada balasan di maps mengenai lokasi pastinya, apalagi perjalanan yang kami tempuh juga kan cukup jauh dari bekasi, cukup membuat kami ragu. Namun penantian berakhir ketika ada salah satu chanel youtube yang menjawab pertanyaan pada komentar dengan memberikan arahan lokasi tepatnya. Naaahh… cuss deh kitaa.

Meluncur dari bekasi melewati raya bogor sampai bertemu dengan tol BORR kami menuju jl raya dramaga kemudian leuwiliang. Di pertigaan tugu kujang ANTAM ambil kiri ke arah desa malasari. Tidak jauh dari gerbang pertama selamat datang malasari akan ada tikungan ke kiri setelah kolam renang, nah di tikungan itu ada gang di sebelah kanan menuju desa kiarasari, masuk gang itu. Ikuti saja jalannya melalui hutan pinus sampai ke Tower telekomunikasi lalu ambil kiri ikuti plang dengan tulisan “desa cibuluh”.

HTM 15ribu perorang. Untuk parkir motor tidak ada biaya lagi, plus helm pun dijaga agar tidak kehujanan. Rapih, semua tercatat di buku tamu. Trek sudah jelas, tidak perlu takut tersasar. Setelah melintasi persawahan yang bertingkat-tingkat seperti di bali… sejenak melepas lelah sambil berfoto ria di spot selfienya. Ulalaaa indah sekali. Tetapi jangan terlena… yuks lanjutkan perjalanan.

Menuruni bukit selfie, ada sebuah jembatan gantung berwarna-warni. Ow ow ow… menghambat perjalanan hahaha.. semua bergaya bergantian untuk minta difoto disini.

Dan mulailah memasuki hutan lindungnya, suasana sunyi, teduh, damainya.. dipadukan dengan suara tonggeret dan juga sesekali terdengar suara burung elang, indahnya.

Ketika bertemu dengan sungainya, batu-batu besar beradu dengan suara air yang bening. Jembatan-jembatan bambu sudah dibuat sedemikian rupa sehingga perjalanan menjadi sangat mudah tanpa harus berbasah²an menuju curugnya. Dan… ulalaa… air terjunnya sudah kelihatan..

Disini tidak ada warung, tidak ada mushola, tidak ada kamar ganti, dan tidak ada siapa-siapa selain kami wkwkwkwk.. ya ampuuunn.. berasa di halaman rumah sendiri.

Airnya super dingin, ya sudah terlihat dari tinggi air terjunnya yang kurang lebih 35meter. Ada beberapa kolam, ada yang dalam, sekepala, sedada, dan sepinggang. Tinggal dipilih aja deh mau yang mana, semuanya bening dan bikin hepi tentunya.

Kamu ngga akan nyesel kesini, apalagi saat magrib di spot selfienya ada banyak kunang-kunang loh.. senangnyaa. Jaga kebersihan dan kelestariannya ya teman-teman.

Tinggalkan komentar